TNI AL. Koarmada II. 12 Juni 2025

KRI Sultan Iskandar Muda-367 (KRI SIM-367), unsur Satkor Koarmada II yang tergabung dalam Satgas MTF TNI Konga XXVIII-P/UNIFIL, kembali menunjukkan perannya yang strategis di kancah maritim internasional dengan menjadi tuan rumah kunjungan Delegasi UN Legal Advisor, saat tengah melaksanakan patroli di Perairan Mediterania, Lebanon, Rabu (11/6).
Kegiatan ini dipimpin langsung oleh MTF Commander RADM Richard Kesten, yang didampingi oleh Komandan KRI SIM-367, Letkol Laut (P) Anugerah Annurullah, dalam menyambut para penasihat hukum PBB yang dipimpin oleh Senior Legal Advisor Rachid Arfi (Perancis), bersama lima anggota delegasi lainnya yakni Marcel Bent (Jamaika), Mario Hainboeck (Austria), Aleksandr Shapovalov (AS), Daniel Mwihia Mburu (Kenya/Italia), dan Nicolas Fabrice Christian Perez (Perancis).

Dalam pertemuan di atas kapal, MTF Commander memberikan paparan mengenai perkembangan situasi operasi, capaian penting, serta tantangan yang dihadapi oleh MTF UNIFIL — satu-satunya misi maritim perdamaian di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Paparan tersebut disambut antusias oleh para Legal Advisor, yang kemudian terlibat dalam diskusi aktif seputar aspek hukum internasional dan operasional maritim di kawasan.
Selain sesi paparan dan diskusi, rombongan UN Legal Advisor juga meninjau langsung kapabilitas KRI SIM-367 dan menyaksikan demontrasi operasi helikopter AS 565 MBE Panther HS 1306, mulai dari proses lepas landas, manuver udara, hingga pendaratan kembali di geladak kapal.

Komandan KRI SIM-367, Letkol Laut (P) Anugerah Annurullah, menegaskan bahwa kunjungan ini merupakan momen penting dalam membangun pemahaman bersama mengenai kerangka hukum operasi MTF UNIFIL.
“Pertemuan ini sangat baik untuk membangun kesepahaman terhadap berbagai aspek hukum yang terkait dalam operasi maritim MTF UNIFIL, baik hukum internasional, hukum nasional Lebanon, hukum negara kontributor, maupun Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 itu sendiri,” ujarnya.

Kehadiran para penasihat hukum PBB ini menunjukkan kepercayaan internasional terhadap profesionalisme unsur TNI AL dalam mendukung misi perdamaian dunia, sekaligus memperkuat posisi diplomatik Indonesia di ranah global, khususnya dalam bidang keamanan maritim internasional.
(Pen/2)