Lanal Pulau Rote – Paspotmar Lanal Pulau Rote Lettu Laut (P) Wahyudi menghadiri kegiatan Festival Kuliner dan Musik Secara Virtual yang diinisiasi oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Rote Ndao, bertempat di Auditorium Tii Langga, Kompleks Perkantoran Bumi Tii Langga Permai, Desa Lekunik, Kecamatan Lobalain, Kab. Rote Ndao, NTT. Senin 914/12/2020).
Festival Kuliner dan Musik Secara Virtual diikuti oleh 9 stand produk kuliner dan kerajinan dari 9 pelaku usaha/UKM asli Rote Ndao, 4 narasumber, 2 pelaku kuliner dan 3 pemusik tradisional Sasando dibuka oleh Wakil Bupati Rote Ndao Drs. Stefanus M. Saek, M. Si .Adapun acara Festival Kuliner dan Musik Secara Virtual antara lain menampilkan stand produk, talk show dengan mengundang beberapa nara sumber, pertunjukan musik sasando dan demo memasak.
Untuk sembilan (9 ) stand yang dipamerkan antara lain : Stand Alat Musik Sasando (Pengrajin Herman Adolf Ledoh dari Busalangga) yang menampilkan produk tradisional alat musik asli Rote Ndao berupa Sasando Asli (9 tali/dawai untuk mengiringi musik pentatonik); Stand Topi Tii Langga dari Pengrajin Magdalena Thonak-Henuk; Stand Tenun Rote dari Pengrajin Novriani Bunga; Stand Produk Ikutan Tenunan Rote oleh pengrajin Marzha Fattu dengan produk berupa tas, dompet, kalung, hingga gantungan kunci; stand Kerajinan Logam oleh Johny Fiah; Produk Kuliner Susu Goreng (Sapi) oleh mama Huberta El; stand Produk Kuliner Kue/Pie, stand Produk Kuliner Snack Gula Tenteng dan stand Produk Kuliner Daging Sei (Sapi dan Ayam). Serta menampilkan contoh produk olahan kue modifikasi dengan bahan-bahan yang ada tersedia di wilayah Kabupaten Rote Ndao yaitu Pie Moringa, Pie Labu, Pie Botok, Nastar Kelor dan lain-lainnya.
Wakil Bupati Rote Ndao Drs. Stefanus M. Saek, M. Si saat mengunjungi stand menyampaikan bahwa Branding harus menarik dan mengandung nilai estetika; Untuk memproduksi kue-kue yang unik ini perlu dipikirkan apakah dapat diproduksi secara berkelanjutan, bagaimana ketersediaan bahan bakunya; Barang yang dipromosikan di medsos harus sama dengan aslinya.
Selain itu Wakil Bupati Rote Ndao juga menekankan perlunya perlindungan kekayaan intelektual supaya ide-ide atau budaya asli daerah Rote Ndao tidak diklaim oleh orang lain; Keahlian seni budaya harus dipertahankan/diturunkan hingga anak cucu supaya tidak hilang dan agar memberi Nama Produk makanan perlu dikasih nama pembuatnya seperti nama produk Gudeg di Jogja (Contoh Gudeg Yu Djum).
Terpisah, Ketua PHRI Rote Ndao yang juga Anggota DPRD Rote Ndao dari Partai Hanura Erasmus Frans Mandato mengatakan bahwa Festival adalah jembatan terakomodirnya kegiatan semacam ini dan sarana promosi untuk menjual produk asli Rote Ndao; Sasando banyak dipakai di tempat lain sebagai icon di NTT bahkan di Indonesia maka perbanyak workshop terkait sasando, Buat kursus non formal di luar sekolah, buat di kurikulum muatan lokal pendidikan, salah satu penunjang pariwisata adalah souvenir khas daerah sehingga para pengrajin harus mampu mengidentifikasi motif original sebagai ciri khas dan motif modifikasi.
Hadir dalam kegaitan : Wakil Bupati Rote Ndao Drs. Stefanus M. Saek, M. Si, Paspotmar Lanal Pulau Rote Lettu Laut (P) Wahyudi, Ketua PHRI Rote Ndao/Anggota DPRD Rote Ndao Partai HanuraErasmus Frans Mandato,Asisten 3 Setda Jermi Haning, PhD, Kabid Promosi dan Pemasaran Disparbud Rote Ndao Bambang Basuseno, S.E, seniman sasandu Rote Ndao Junus Mooy dan Mewakili pelaku usaha hotel dan restaurant Rote Ndao Dato Ali Gani.
By. Dispen Lantamal VII.