KOARMADA II – Surabaya, 29 Agustus 2018, Komandan Satuan Kapal Selam (Dansatsel) Koarmada II, Kolonel Laut (P) Iwa Kartiwa, M.Pd., selaku Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Latihan Simulasi Penyelamatan Kapal Selam (PKS) tahun 2018 memimpin jalannya Manuver Lapangan (Manlap) dengan onboard di atas KRI Sultan Iskandar Muda – 367, yang berlangsung di Perairan Pasir Putih Situbondo, Jawa Timur, Selasa (28/08/2018).
Pada Manlap latihan simulasi penyelamatan kapal selam kali ini, melibatkan beberapa unsur KRI sebagai pelaku latihan yang terdiri dari KRI Sultan Iskandar Muda – 367, KRI Pulau Rengat – 711, KRI Nanggala – 402 KRI Spica – 934, serta dua unsur pendukung yakni Pesawat Udara CN – 235 P8301 dan Heli Panther HS – 4027.
KRI Nanggala – 402 yang disimulasikan sebagai kapal target duduk di dasar laut dengan kedalaman lebih dari 30m yang mengalami kerusakan sehingga membutuhkan pertolongan dari unsur-unsur atas air. Dengan menggunakan Under Water Telephone (UWT) dan Kingklip Sonar KRI Sultan Iskandar Muda – 367 serta Distressed Submarine (Disshub) dan tembakan Pyrotechnic berupa asap putih yang ditembakan KRI Nanggala – 402 kepermukaan, KRI Sultan Iskandar Muda – 367 yang dikomandani oleh Letkol Laut (P) Nuril Muklis, M.Tr. (Hanla)., berusaha melakukan pencarian posisi KRI Nanggala – 402 yang berada di dasar laut sekaligus melaksanakan materi latihan komunikasi (Comex). Tidak membutukan waktu lama, KRI Sultan Iskandar Muda – 367 berhasil menemukan posisi KRI Nanggala – 402.
Posisi KRI Nanggala – 402 semakin mendekat berdasarkan informasi yang didapat tersebut, KRI Pulau Rengat – 711, KRI Spica – 934, melaksanakan sterilisasi dan pengamanan di sekitaran area tersebut dengan dibantu oleh Heli Panther HS – 4027 dan Pesud CN – 235 P8301.
RHIB yang beranggotakan tim penyelam dan tim kesehatan segera diturunkan dari atas KRI Sultan Iskandar Muda – 367 dan KRI Pulau Rengat – 711 untuk melaksanakan tindakan Search and Rescue (SAR) dalam rangka memberikan pertolongan terhadap kru KRI Nanggala – 402 yang berusaha meloloskan diri melalui tower escape dimana para kru meluncur ke permukaan melalui conning tower dengan menggunakan baju Submarine Escape Immersion Equipment (SEIE) MK – 11. Seluruh korban di evakuasi ke atas KRI Sultan Iskandar Muda – 367 dan KRI Pulau Rengat – 711 untuk mendapatkan penanganan dan tindakan medis.
Pada kesempatan tersebut, Dansatgas yang menyaksikan langsung jalannya latihan merasa bangga kepada seluruh prajurit yang terlibat atas kesigapan dan keseriusan dalam pelaksanaan latihan simulasi penyelamatan kapal selam ini. Pada kondisi ini, EGS yang dilengkapi dengan peralatan medis termasuk didalamnya chamber untuk melaksanakan perawatan medis, harus bergerak dengan cepat dan tepat dimana seluruh pergerakan penyelamatan terhadap korban akan dicatat dalam kesatuan waktu selama misi penyelamatan. Time to First Rescue atau total waktu yang dibutuhkan sejak Zero Time (dinyatakan dalam kondisi darurat) sampai dengan korban pertama berhasil diselamatkan.
Kadispenkoarmada II Letkol Laut (KH) Suratno, S.S.